Tiga siswa SMAN 2 Lamongan, Mohammad Haryo Mukti Wibowoh, Deandra Ozora Nonika Belva, dan Nabillah Eka Safitri, berhasil mengharumkan SMAN 2 Lamongan di kancah internasional dengan meraih Bronze Medal kategori class H, Mechanics/Engines/Machinery/Manufacturing Processes pada ajang bergengsi International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) 2025 yang berlangsung di Event Hall 100 – 102, Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC), Bangkok, Thailand. Kejuaraan ini digelar pada 2 – 6 Februari 2025 yang diselenggarakan oleh NRCT (Nationwise Research Council of Thailand) dalam rangka Thailand Inventord Say (TID 2025).
Keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras mereka dalam menciptakan inovasi bernama “BRIWER – Briquette from Utilizing Waste Coconut Shell Charcoal and Water Hyacinth as an Alternative Fuel.” Persiapan tim ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, yakni dari November hingga Januari ujar Dea anggota tim peraih medal bronze. Dalam jangka waktu tersebut, mereka melakukan berbagai tahapan mulai dari menganalisis permasalahan, mencari solusi, menyusun makalah, merealisasikan inovasi, hingga melakukan persiapan keberangkatan setelah dinyatakan lolos ke tingkat internasional.
Inovasi yang mereka usung, BRIWER, merupakan briket alami hasil kombinasi dari tanaman eceng gondok, tempurung kelapa, dan kulit singkong. Briket ini dirancang untuk mengurangi emisi karbon akibat ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Selain ramah lingkungan, briket ini juga memiliki keunggulan dalam hal efisiensi panas. Dengan adanya packaging berbahan konduktor, panas dapat tersalurkan lebih cepat ke objek makanan sehingga lebih efektif saat digunakan untuk memasak, baik di rumah maupun di industri.
Nabillah selaku anggota tim menjelaksan bahwa latar belakang penelitian ini berawal dari permasalahan lingkungan yang kerap terjadi di Kabupaten Lamongan, terutama saat musim penghujan. Eceng gondok yang tumbuh berlebihan di sungai menjadi ancaman serius bagi keseimbangan ekologi perairan. Selain itu, kebiasaan masyarakat Lamongan yang banyak menggunakan metode memasak dengan teknik bakar mendorong tim ini untuk mencari solusi inovatif yang lebih ramah lingkungan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam briket ini memiliki kandungan yang ideal untuk dijadikan sumber energi alternatif. Keunggulan utama dari BRIWER adalah emisi asap yang lebih rendah dibandingkan briket lain, kemudian aroma yang lebih ringan, serta bentuknya yang lebih besar sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah hancur, ujar Haryo selaku ketua tim
Ajang ini diikuti oleh 690 tim dari 22 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, China, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, Kroasia, Jerman, Romania, Filipina, Polandia, Korea Selatan, India, Iran, dan banyak negara lainnya. Dengan persaingan yang ketat, keberhasilan tim SMAN 2 Lamongan dalam meraih Bronze Medal menjadi pencapaian yang sangat membanggakan dan membuktikan bahwa inovasi anak bangsa mampu bersaing di level internasional.
“Yang terakhir, selamat kepada Haryo, Nabillah, Deandra yang telah mengharumkan nama SMADA, nama Lamongan dan juga nama Indonesia di kancah internasional. Bagi yang belum, anak anak kelas 10 sampai 11 ini adalah waktu kalian mencari seperti itu, mencari medali, piagam itu masih banyak. Karena ini semua dipertimbangkan untuk masuk ke kampus kampus itu”, ungkap Bu Anggraeni selaku pembina apel hari senin sekaligus penutup amanat apel. (10/02) Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan solusi bagi permasalahan lingkungan, serta membawa nama Indonesia lebih dikenal di kancah global.